Selasa 29 Mar 2016 17:40 WIB

DPR Nilai Penurunan Ideal Harga BBM Rp 500 per Liter

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Sejumlah pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar jenis Premium dengan cara self service di salah satu SPBU di Jakarta, Rabu (23/12). (Antara/Hafidz Mubarak A.)
Sejumlah pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar jenis Premium dengan cara self service di salah satu SPBU di Jakarta, Rabu (23/12). (Antara/Hafidz Mubarak A.)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto menilai, penurun ideal harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 400 sampai Rp 500 per liter. Angka ini, dinilai ideal dengan mempertimbangkan pergerakan harga minyak mentah Indonesia atau ICP yang mulai naik belakangan ini. Proyeksinya, saat penyesuaian harga BBM selanjutnya pada Juli mendatang, harga BBM bisa saja mengalami kenaikan. Ia menilai, dari pada nantinya BBM naik lagi, padahal di saat yang sama juga ada momentum Lebaran, maka lebih baik penurunan harga BBM saat ini dilakukan lebih hati-hati.

"Tapi harga minyak itu kewenangan pemerintah. DPR tidak tentukan. ICP, volume kita tentukan. Karena kita wakil rakyat, kami minta sesuai dengan minyak mentah. Mungkin 400 sapi 500," kata Dito saat ditemui usai diskusi di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Selasa (29/3).

Penurunan yang tipis, kata dia, tentu akan menyisakan surplus dari penjualan harga BBM. Ia menilai pemerintah harus transparan dalam menunjukkan penggunaan dari surplus ini termasuk apabila akan dimasukkan dalam dana ketahanan energi (DKE).

"Disiapin untuk DKE, kita mau transparan. Kita kan cenderung ada harga crude oil. Jangan sampai tiga bulan lagi naik lagi karena naikin inflasi. Mumpung inflasi tidak tinggi, disesuaikan. Mungkin Rp 400-500 (turun). Tergantung pemerintah collect DKE. Dikumpulin. Saat crude naik, disubsidi. Nggak ikuti harga naik mentah," kata dia.

Baca juga: Pertamina Usulkan Penurunan BBM Rp 200-400 per Liter

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement