REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Bencana banjir yang melanda Kota Padang pada Selasa (22/3), menyebabkan sebagian irigasi di Kota Padang mengalami rusak parah, sehingga dikhawatirkan tidak sanggup menampung volume air jika kembali terjadi hujan lebat dalam waktu lama.
Kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Koto Tangah. Kami akan bekerjasama dengan Balai Sungai Wilayah VI untuk memperbaiki irigasi yang rusak itu, agar tidak menjadi penyebab banjir," kata Kepala Bidang Irigasi dan Rawa PSDA Sumbar, Andy Ikhfan di Padang, Selasa (29/3).
Menurutnya, penanganan yang dilakukan diantaranya pengerukan sedimen yang tersumbat akibat batang kayu berukuran besar yang menghambat arus aliran sungai.
Ia menambahkan kerusakan irigasi tersebut bervariasi. Pada beberapa titik hanya rusak ringan. Namun, di kawasan Koto Tuo, tepatnya di bendungan, terjadi kerusakan parah.
Ia melanjutkan berdasarkan pantauan lapangan, ada sekitar 125 meter saluran irigasi yang tertimbun sendimen akibat banjir yang menerjang pekan lalu itu.
Hal itu, menurutnya juga mengakibatkan ratusan hektar lahan sawah petani setempat, gagal panen. Ia juga menyebutkan akibat rusaknya irigasi di Koto Tuo itu mengancam sekitar 1.200 hektar sawah petani, tidak bisa mendapatkan air dari aliran sungai.
Ia mengakui penanganan yang dilakukan saat ini baru bersifat darurat. "Diperkirakan pada anggaran perubahan tahun ini perbaikan sepenuhnya bisa dilakukan," ujarnya.
Banjir yang terjadi di Padang, Selasa (22/3) merendam empat kecamatan di Padang. Sebanyak 87 ribu warga terdampak oleh bencana tersebut.