REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) membentuk tim untuk melakukan investigasi apakah ada kesalahan Standar Operating Procedure (SOP) dalam pengenalan bahan peledak (handak) dalam pelatihan satpam di kampus Universitas Halo Oleo di Kendari, Selasa (29/3).
Kapolda Sultra Brigjen Agung Sabar Santoso mengatakan tim investigasi ini sudah dibentuk dan saat ini sedang bekerja. "Sudah kita bentuk tim investigasi, apakah dalam pelatihan pengenalan handak ini ada kesalahan SOP," kata dia melalu pesan singkat kepada Republika.co.id, Selasa malam.
Ledakan handak sebelumnya terjadi di Unhalu, kota Kendari, Sultra Selasa sekitar pukul 15.30 WITA. Ledakan terjadi akibat granat meledak, bukan karena serangan teroris, melainkan saat sedang pelatihan pengamanan kampus dengan pemateri dari Gegana.
Kapolda pun mengakui ledakan tersebut berasal dari granat yang digunakan oleh tim gegana Polda Sultra. Agung menjelaskan, saat itu sedang ada pelatihan satpam di Unhalu yang sudah berlangsung selama 10 hari. Dalam kegiatan tersebut, terdapat materi pengenalan bahan peledak yang diisi tim Gegana Brimob Polda Sulawesi Tenggara.
Saat pengenalan, kata Agung, terdapat dua instruktur dari Gegana. Seorang instruktur menjelaskan tentang granat tersebut, sementara seorang lagi memegang granat. Namun tiba-tiba granat di tengah meledak.
Akibat ledakan tersebut, empat orang meninggal yang terdiri atas satu anggota Polri dan tiga satpam. Sedangkan, delapan orang mengalami luka-luka. Para korban sudah dievakuasi ke rumah sakit. Polisi juga sudah mengamankan tempat kejadian perkara untuk dilakukan olah TKP.