REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyatakan Polri masih mendalami insiden meledaknya granat dalam sebuah pelatihan Satpam di Kendari, Sulawesi Tenggara. Badrodin menduga ada sesuatu yang salah sehingga granat justru meledak dalam sesi latihan tersebut.
"Dalam peragaan itu kan ditunjukkan jenis-jenis bahan peledak, termasuk granat tangan itu. Persoalannya kok kenapa bisa sampai meledak. Ini pasti ada sesuatu," katanya di Kantor Presiden, Selasa (29/3). (Kapolri Kirim Propam Teliti Ledakan Granat di Kendari).
Menurut Badrodin, granat asli lazim digunakan dalam pelatihan keamanan. Hal ini agar aparat atau petugas dapat membedakan mana granat yang asli dan palsu. Hanya saja, kata dia, tetap ada standar keamanan yang harus dipenuhi.
"Makanya, penyelidikan ini sedang berjalan. Kita selidiki siapa yang menjadi penanggung jawab di situ, materinya apa, dan apa yang dilakukan oleh anggota Brimob ini sehingga terjadi ledakan," katanya.
Sebelumnya dilaporkan, sebuah granat tangan meledak secara tidak sengaja saat dua anggota Brimob sedang memberikan materi tentang bahan peledak pada Satpam di Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Empat orang tewas dan delapan orang luka-luka dalam peristiwa tersebut.