REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Tim respon Dompet Dhuafa Jawa Tengah bersinergi dengan tim relawan gabungan membuat jalur alternatif untuk warga. Hal ini untuk merespon bencana longsor di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Banjarnegara.
Jalur alternatif tersebut diharapkan dapat memudahkan warga melewati lokasi yang dituju. Pasalnya jalur utama yang selama ini digunakan terputus akibat longsor. Jalur alternatif ini dibuat karena jalur utama kondisinya rusak berat dan tidak bisa dilalui kendaraan jenis apapun.
"Selain membuatkan jalur alternatif, Dompet Dhuafa juga menyediakan kendaraan untuk mengantar anak-anak sekolah,” ujar Koordinator Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Cabang Purwokerto Titi Ngudiati dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (29/3).
Setelah melewati jalur alternatif sekitar satu kilometer, anak-anak sekolah siap diantar menggunakan mobil Dompet Dhuafa dan juga truk yang disediakan BPBD Banjarnegara. Selain itu, berbagai bantuan lainnya dalam meringankan korban longsor Banjarnegara juga digulirkan Dompet Dhuafa sejak Sabtu (26/3). Di antaranya, mendirikan pos hangat, pembagian jas hujan dan minyak kayu putih.
Lokasi pos hangat Dompet Dhuafa berada di sebelah Pos Pengungsian Desa Clapar. Sejak kejadian (longsor), tim gabungan yang terdiri dari Kodim 0704 BNA, Polres Banjarnegara, Banser, PMI, dan segenap relawan dari berbagai lembaga termasuk Dompet Dhuafa dan lokal membantu evakuasi warga ke tempat yang lebih aman.
Hujan dengan intensitas lama mengguyur sejak Kamis sore (24/3), menyebabkan longsor di tiga RT, Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Banjarnegara. Pergerakan tanah terjadi dan meluas hingga lebih dari lima hektare atau sejauh 1,2 kilometer. Seperti dilaporkan BPBD Banjarnegara, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, sedikitnya sembilan rumah mengalami rusak berat, lima rumah rusak ringan, dan sekitar 29 rumah terancam terkena longsor susulan.