Selasa 29 Mar 2016 23:04 WIB

Pengamat: Ahok Belum Tegas Maju Lewat Independen atau Parpol

Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing (kanan) dalam diskusi di Jakarta, Jumat (14/11).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing (kanan) dalam diskusi di Jakarta, Jumat (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Emrus Sihombing menilai ada kemungkinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta melalui Parpol bila jalur perseorangan tidak bisa diandalkan di menit-menit terakhir.

"Ada peluang dia akan ke parpol, Ahok adalah politisi, saya melihat ini adalah politisi politikus, sangat cair, sangat bisa berubah, berbeda dengan politikus negarawan, punya garis ideologi yang jelas, sementara Ahok tidak," katanya, Selasa (29/3).

Menurut Direktur Survey Lintas Nusantara itu, hal ini dapat dilihat dari rekam jejak Ahok yang terus berpindah-pindah partai politik untuk mengejar ambisinya.

Bila sebelumnya menjadi Anggota Partai Golkar, Ahok memilih masuk ke Gerindra untuk kemudian menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo.

Selain itu, menurutnya sejauh ini Ahok belum menampakan sikap tegas, apakah tetap lewat jalur perseorangan atupun akan diusung partai politik.

"Sekarangpun kita lihat kadang-kadang parpol, kadang indepeneden, garis tegas ini belum ada, bahkan ada wacana independen plus partai, ini menunjukan dia adalah politisi yang sangat cair," katanya.

Selain itu, menurut dia, ada kemungkinan hambatan dalam mengumpulkan KTP dengan syarat yang sangat singkat.

"Verifikasi 500 ribu sekian KTP tersebut tidak gampang untuk validasi itu semua, sebagai tim tidak menutup kemungkinan ada 'error' atau kesalahan yang dapat membatalkan dukungan," katanya.

Untuk itu, ia mengatakan, meskipun Ahok saat ini masih condong ke Teman Ahok, namun bila kemudian dukungan partai politik yang lebih besar dan yakin dapat maju, Ahok kemungkinan akan memilih jalur partai.

Menurutnya, hal inilah yang membedakan antara politisi negarawan dengan ideologi yang jelas dengan politisi yang pragmatis dalam meraih jabatan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement