Rabu 30 Mar 2016 08:00 WIB

Skandal Korupsi PM Najib Indikasikan Adanya Pencucian Uang

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Aliran dana bernilai triliunan rupiah mengalir ke rekening pribadi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Temuan ini memberikan sinyal adanya dugaan pencucian uang di dalam bank AmBank, bank di Malaysia yang juga sebagian sahamnya dimiliki ANZ Bank asal Australia.

Ratusan juta dolar diduga sudah ditransfer ke rekening Najib Razak dari Pemerintah Arab Saudi, pangeran Saudi, dan dua perusahaan bayangan di Virgin Island. Sementara, seorang kepala perusahaan milik negara Malaysia diduga telah menambah nilai kartu kredit milik Perdana Menteri Malaysia tersebut dengan jutaan ringgit tunai.

Kartu kredit milik Najib tersebut adalah jenis Mastercard dan Visa kelas platinum yang pernah digunakan untuk membeli perhiasaan senilai lebih dari Rp 13 miliar pada September 2014.

Rosmah Mansor, istri PM Najib sebelumnya telah dilaporkan membeli sejumlah barang mewah, seperti perhiasan berlian dan tas karya desainer ternama dengan nilai mencapai lebih dari Rp 1,3 miliar. Nilai ini adalah perkiraan gaji Perdana Menteri Malaysia per tahunnya.

Pada periode 13 Januari 2011 dan April 10 2013, rekening Najib di AmBank telah menerima uang lebih dari Rp 13,3 triliun, termasuk dalam nilai ini adalah deposito yang berkisar antara sembilan juta dolar AS hingga 70 juta dolar.

Di dalam bank, akun Perdana Menteri Malaysia berada dengan sebutan kode "Mr X".

Catatan perbankan yang mengejutkan ini diperoleh program Four Corners dari ABC yang ditayangkan Senin malam (28/3). Sebelumnya dua jurnalis ABC, yakni reporter Linton Besser dan juru kamera Louie Eroglu pernah ditahan oleh pihak berwenang Malaysia.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-03-29/skandal-korupsi-pm-malaysia-berikan-sinyal-adanya-dugaan-pencucian-uang/1563742
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement