REPUBLIKA.CO.ID, LARNACA -- Pemerintah Siprus memastikan motif Seif al-Din Mohamed Mostafa yang membajak pesawat maskapai EgyptAir dan memaksa rute penerbangan dialihkan menuju Siprus bukan karena terorisme. Melainkan untuk bertemu dengan mantan isterinya.
"Dari awal peristiwa itu dipastikan ini bukan kasus terorisme," kata Menteri Luar Negeri Siprus Ioannis Kasoulides seperti dikutip dari AFP, Rabu (30/3).
Kasoulides mengatakan, pelaku menuntut agar otoritas setempat memberikan suratnya kepada mantan istrinya di Siprus. Perempuan ini kemudian dibawa ke bandara dan berbicara dengan pelaku. Namun, tidak dijelaskan isi pembicaraan keduanya. "Tidak ada konsistensi tuntutan yang logis untuk ditanggapi serius," katanya.
Mostafa juga mengirimkan surat bertele-tele dalam tulisan Arab berisi tuntutan dan permintaan bertemu dengan perwakilan Uni Eropa untuk membebaskan para narapidana wanita di Mesir.
Sementara itu, Presiden Siprus Nicos Anastasiades menanggapi insiden pembajakan ini dengan candaan. "Selalu karena seorang wanita," katanya sambil tertawa.
Pembajakan pesawat maskapai Mesir, EgyptAir, di Siprus berakhir setelah enam jam penyanderaan. Pelaku kemudian menyerahkan diri.
Baca juga, Pesawat Mesir Dibajak