REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Partai terbesar Brasil meninggalkan partai koalisi pemerintahan yang dipimpin Presiden Dilma Roussef, Selasa (29/3). Brazilian Democratic Movement Party (PMDB) juga menarik seluruh anggotanya dari pemerintahan.
Keputusan itu diumumkan beberapa menit pascapertemuan kepemimpinan partai. Satu di antara yang mundur adalah menteri dalam kabinet Roussef. Mereka semua dan anggota partai lain diminta untuk segera mengundurkan diri dan meninggalkan Rousseff.
Keputusan ini diambil dalam upaya membuat Rousseff jatu dari posisi pemerintahan. Pengumuman juga muncul satu hari pascapengunduran diri Menteri Pariwisata Henrique Eduardo Alves dari PMDB.
Kontributor BBC Laura Bicker di Sao Paulo mengatakan Presiden Rousseff bisa diberhentikan sementara dari jabatan oleh Kongres jika menteri-menterinya mundur. Paling cepat Mei, ia bisa vakum.
Rousseff juga bisa digantikan oleh wakilnya, Michel Temer yang merupakan pemimpin PMDB. Sementara Senat menentukan apakah dia akan diberhentikan secara permanen atau tidak. "Ini akan jadi ucapan selamat tinggal untuk pemerintah," kata anggota parlemen dari PMDB, Osmar Terra.
Untuk menyelamatkan posisinya, Rousseff harus mendapat dukungan dari sepertiga anggota Majelis Rendah di Kongres. Mereka harus memilih untuk menolak dakwaan terhadap dirinya.
Tanpa PMDB, Rousseff bisa kehilangan 69 suara dalam 513 Chamber of Deputies. Koalisi Rousseff yang lain, Social Democratic Party (PSD) akan membebaskan anggotanya untuk memilih apa pun yang mereka yakini.
Baca juga, Brasil Alami Krisis Politik, Rousseff tak Akan Mundur.