Rabu 30 Mar 2016 15:28 WIB

Mahasiswa Desak Pemerintah Buka Kembali Beasiswa Supersemar

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ilham
Beasiswa Supersemar (Ilustrasi)
Foto: YAYASAN SUPERSEMAR
Beasiswa Supersemar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejak disita dan dibekukannya rekening Yayasan Supersemar pada awal 2016 lalu, 20 ribu nasib anak-anak miskin Indonesia terancam putus sekolah. Sebab, setiap tahunnya ada 20 ribu pelajar dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi dengan sokongan beasiswa Supersemar.

Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMAPBS) mendesak pemerintah untuk membuka kembali penyaluran beasiswa Supersemar.

"Banyak penerima beasiswa Supersemar yang kelimpungan mencari sumber dana lain untuk menyokong biaya pendidikan," kata mantan menteri ekonomi dan koperasi Subiakto Tjakrawerdaya dalam diskusi memperingati 60 tahun berdirinya Yayasan Supersemar di Aula Ahmad Dahlan UMM, Malang, Rabu (30/3).

Menurut Sekretaris Yayasan Dana Mandiri (Damandiri) itu, beasiswa Supersemar tidak dipungkiri berhasil mengantarkan generasi muda Indonesia menyelesaikan pendidikan dengan layak. Bahkan, lebih dari 90 persen rektor di berbagai universitas di Indonesia adalah penerima beasiswa Supersemar.

Diskusi yang diselenggarakan Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMAPBS) turut menghadirkan pengajar Lemhanas TNI (Purn.) Issantoso, sejarawan Aminuddin Kasdi, Ketua LSBO Muhammadiyah Sukriyanto, dan penulis Mahpudi. Diskusi mengupas sisi lain Supersemar yang selama ini diliputi kontroversi.

Menurut Aminuddin Kasdi, keberadaan Yayasan Supersemar yang telah berumur 50 tahun berkontribusi membangun peradaban bangsa Indonesia. Dalam diskusi bertajuk 'Implikasi Supersemar dalam Peradaban Indonesia' ini Kasdi menyebut beasiswa Supersemar membantu mahasiswa dan pelajar kurang mampu yang berprestasi.

Karena itu, pemerintah justru dinilai tengah melakukan blunder dengan membekuan Beasiswa Supersemar. Di Malang Raya, banyak penerima beasiswa yang kini terlantar nasibnya di berbagai universitas. Oleh karena itu tidak salah jika penerima beasiswa menyatukan suara dan mengirim petisi ke pemerintah agar membuka kembali keran beasiswa Supersemar.

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Fauzan mengungkapkan pentingnya beasiswa Supersemar. Beasiswa ini telah menjadi jembatan untuk mencetak penerus bangsa. Ia pun menerangkan bahwa dirinya adalah alumni penerima beasiswa Supersemar.

Di hadapan ratusan mahasiswa, ia mengisahkan tatkala menerima beasiswa pada 1985. Ia memperoleh Rp 300 ribu yang digunakan untuk membayar SPP hingga lulus kuliah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement