REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan rombongan jurnalis Indonesia atas undangan Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin Netanyahu ke Israel terus menimbulkan polemik. Lembaga Kemanusiaan Palestina, MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) menyayangkan adanya kunjungan tersebut.
Presidium MER-C, Joserizal Jurnalis mengatakan kunjungan rombongan jurnalis Indonesia ke Israel atas undangan PM Benyamin Netanyahu merupakan propaganda yang lagi-lagi dilakukan Israel.
"Apakah mereka dalam rangka melakukan tugas jurnalistik atau sekedar memenuhi undangan untuk menerima propaganda Israel," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (30/3).
Menurut dia, kalau mereka rombongan jurnalis Indonesia ini benar-benar melakukan tugas jurnalistik, tentu hal itu masih bisa diterima. Karena profesi wartawan menyampaikan informasi tanpa membeda-bedakan narasumbernya.
Baca juga, Israel 'Tampar' Muka Pemerintah Indonesia.
Namun bila mereka bertandang ke Israel untuk memenuhi undangan PM Netanyahu, dalam angka mendengarkan propaganda Israel yang selama ini ditentang dunia internasional tentu harus bersama-sama ditentang denga keras.
Sebelumnya, lima wartawan dari media ternama Indonesia seperti Tempo, Kompas, Jawa Pos, hingga Metro TV melakukan kunjungan ke Israel atas undangan bertemu PM Netanyahu, Senin (28/3).
Kunjungan ini dinilai mengejutkan setelah sebelumnya Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dilarang masuk Palestina. Retno dilarang masuk Ramallah setelah menolak pertemuan dengan diplomat Israel.