Rabu 30 Mar 2016 20:55 WIB

Undang Wartawan Indonesia, Ini Tujuan yang Ingin Dicapai Israel

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Jurnalis Indonesia bertemu Benjamin Netanyahu di Israel.
Foto: TimesofIsrael
Jurnalis Indonesia bertemu Benjamin Netanyahu di Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah ikut mempertanyakan rombongan jurnalis Indonesia yang berkunjung ke Israel atas undangan Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu, Senin (28/3) lalu.

Sekretaris Jendral PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menilai kunjungan para wartawan tersebut akan menimbulkan kontroversi di dalam negeri. "Undangan Israel kepada media ini ingin mencari simpati bangsa Indonesia melalui pemberitaan dan kesan positif yang diberikan kepada wartawan di tanah air," katanya, Rabu (30/3).

Tujuannya, menurut dia, sangat jelas ingin memecah bangsa Indonesia dan melemahkan dukungan bangsa Indonesia dan Pemerintah terhadap kemerdekaan Palestina dengan jalan two-states solution. 

Namun Mu'ti mengakui, sebagai jurnalis, wartawan bisa bertemu dengan siapa saja, karena wartawan dituntut tetap professional dan independen. Akan tetapi, sebagai bagian dari bangsa Indonesia semestinya para jurnalis Indonesia, bisa memahami suasana psikologis dan politis bangsa dan Pemerintah.

"Kita tidak tahu apa maksud dan isi pembicaraan mereka dengan Netanyahu. Tetapi kunjungan itu bisa melukai perasaan bangsa Indonesia. Dalam situasi dimana bangsa Indonesia sedang mendukung sepenuhnya perjuangan Palestina," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement