REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komnas HAM Siane Indriani menyayangkan adanya intimidasi yang terus diterima keluarga Siyono, termasuk kepada sang istri, Suratmi. Bahkan, intimidasi yang belakangan diterima pihak keluarga tidak lagi berasal dari orang-orang tidak dikenal, tapi juga dari masyarakat sekitar.
"Mereka mengancam kalau autopsi tetap dilakukan, jenazah Siyono ditolak dikuburkan di situ," kata Siane, Rabu (30/3). (MUI: Jenazah Siyono Wajib Diautopsi).
Siane menjelaskan, beberapa hari yang lalu secara tiba-tiba muncul pergerakan dari aparatur desa, yang mengadakan rapat untuk membahas kematian Siyono. Tanpa penjelasan perinci, rapat itu dikabarkan telah mengambil keputusan bahwa tokoh masyarakat menolak adanya proses autopsi kepada jenazah Siyono.
Padahal, lanjut Siane, autopsi merupakan sebuah tindakan medis yang dikategorikan sangat biasa, terlebih bagi para terduga teroris yang meninggal dunia. Karena itu, ia mengaku cukup heran dengan kondisi terakhir yang seakan menghambat dan menyulitkan proses penegakan hukum.
Siane meminta jangan ada pihak yang memperkeruh suasana dengan melakukan adu domba karena dikhawatirkan menimbulkan konflik horizontal. Ia berharap masyarakat sekitar dapat berpikir jernih sehingga tidak mudah terhasut pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.