REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong upaya-upaya instansi terkait dalam melakukan regenerasi sumber daya manusia sektor pertanian di wilayah setempat, karena saat ini mayoritas petani maupun pekerja usaha tani sudah berusia tua.
"Regenerasi SDM pertanian memang menjadi isu tidak hanya di kecamatan saya, yaitu Imogiri, namun juga di mana-mana wilayah Bantul dan mungkin seluruh Indonesia, makanya kita dorong anak muda untuk berusaha di sektor pertanian," kata Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih di Bantul, Kamis (31/3).
Menurut dia, masih banyaknya petani di hampir seluruh wilayah Bantul yang sudah berusia tua akibat kurang adanya regenerasi SDM itu disebabkan karena sekarang ini mencari tenaga tanam makin susah.
"Harus ada terobosan baru supaya anak muda tertarik terjun di sektor pertanian, misalnya dengan mekanisasi pertanian atau penggunaan alat dan mesin pertanian modern, sehingga sudah tidak lagi menerapkan pertanian tradisional, salah satu cara mengatasi mungkin itu," katanya.
Apalagi, menurut dia, ada program dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI yang mengembangkan pertanian modern dengan memfasilitasi petani berupa alat pertanian modern. Salah satu wilyah penerima bantuan itu yakni wilayah Argorejo Sedayu, Bantul.
Halim mengatakan, sektor pertanian memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang, jika memang dikerjakan dan ditangani oleh orang-orang kreatif. Oleh karena itu dinas terkait semestinya bisa menciptakan program yang merangsang kreativitas anak muda untuk hasil pertanian yang optimal.
"Sektor pertanian ini sepanjang masa, tidak mungkin pertanian itu mati, karena kalau mati kita semua mati, sebab tidak akan ada pangan, sehingga yang muda-muda ini haruslah diyakinkan bahwa pertanian itu adalah usaha yang keren," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Dame Pakpahan mengatakan, minat generasi muda untuk bertani akhir-akhir ini sudah mulai tumbuh. Tetapi, para petani muda masih enggan bercocok tanam atau mengolah lahan dengan cara tradisional.
"Kalau mereka disuruh mencangkul atau membajak dengan cara tradisional tidak mau, tapi ketika ada peralatan modern, ternyata banyak dari generasi muda ini yang berminat menjadi petani, sehingga perlunya penerapan pertanian modern," katanya.