REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah jajak pendapat menunjukkan hampir dua pertiga dari warga Amerika mengatakan mereka percaya penyiksaan dapat menghasilkan informasi dari orang-orang yang dicurigai merencanakan serangan.
Jajak pendapat mencerminkan pandangan publik AS pascaserangan di Kalifornia dan serangan besar di Eropa dalam beberapa bulan terakhir.
Aljazirah melaporkan, jajak pendapat yang digelar Reuters/Ipsos secara online dari 22 hingga 28 Maret menanyakan pendapat mengenai apakah penyiksaan dapat dilakukan untuk mendapat informasi dari tersangka terorisme.
Sekitar 25 persen mengatakan "sering" diperlukan, 38 persennya mengatakan "kadang-kadang" diperlukan dan hanya 15 persen yang mengatakan tidak boleh digunakan.
Jajak pendapat ini mencerminkan pendapat publik Amerika di setelah pembantaian 14 orang di San Bernardino pada Desember lalu, dan serangan besar-besaran di Eropa dalam beberapa bulan terakhir. Termasuk serangan bom yang diklaim oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pekan lalu, yang menewaskan sedikitnya 32 orang di Belgia.
Donald Trump, telah tegas mendukung hal ini dalam kampanye pemilu. Trump mengatakan ia akan berusaha mengembalikan larangan Presiden Barack Obama pada waterboarding, yakni teknik interogasi dengan menenggelamkan tersangka. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan itu ilegal di bawah Konvensi Jenewa.