REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadis (MHQH) Pengeran Sultan bin Abdul Aziz Ulu Su’ud dapat membawa perdamaian di tengah kondisi dunia yang diwarnai konflik dan keprihatinan. Khususnya, konflik yang melanda kawasan Palestina dan Suriah.
Pada dasarnya, menurut Lukman, Alquran senantiasa mengajak dan menyerukan seluruh Muslim untuk bersatu dan menghindari perpecahan. “Islam memberi tuntunan agar hubungan antar sesama umat muslim harus dilandasi sikap saling peduli, toleransi, serta saling menghargai dan tolong menolong,” ujar Lukman dalam sambutannya pada acara penutupan MHQH Pengeran Sultan bin Abdul Aziz Ulu Su’ud tingkat nasional ke-8 di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (31/3).
Sesama Muslim, tambah Lukman, sudah selayaknya saling menghargai dan toleransi terhadap segala perbedaan serta tidak saling merendahkan satu sama lainnya. Karena itu, antar sesama Muslim wajib mengutamakan solidaritas. Apabila umat islam di tempat lain sedang mengalami kesulitan, maka umat Muslim di tempat lainnya harus berempati dan ikut berusaha mengatasi permasalan.
Lukman juga menegaskan bahwa setiap elemen umat Islam harus berupaya menghindari timbulnya sumber-sumber perselisihan dan perpecahan. Umat Islam dan para pemimpin muslim perlu mewaspadai timbulnya fanatisme kelompok, paham-paham sempalan dan pengaruh radikalisme yang dapat merugikan umat Islam secara keseluruhan.
Menurut Lukman, konspirasi dunia dewasa ini yang penuh persaingan bisa membuat umat yang lengah menjadi permainan kelompok yang kuat. Oleh karena itu, bagi umat Islam kitab suci Alquran dan Hadis harus diamalkan untuk meningkatkan kualitas diri dan iman.