REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Medical Emergency Rescue Comitte (MERC) Saribini Abdul Murad mengatakan sejak diubah fungsinya, dari rumah sakit trauma menjadi rumah sakit umum, Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, Palestina, selalu disesaki pasien.
Terlebih lagi ketika salah satu rumah sakit umum di sana, yakni RS Kamal, ditutup karena harus direnovasi. Masyarakat pun, kata dia, berduyun-duyun berobat ke RS Indonesia. "Sejak RS Kamal ditutup di utara, pasien (RS Indonesia) sangat membeludak. Karena semua aktivitas rumah sakit pindah ke RS Indonesia," tutur Sarbini pada Republika.co.id, Kamis (31/3).
Dalam RS Indonesia, terdapat pula poli umum yang bernama Poli Pembaca Republika. Nama-nama ruangan, seperti poli dan unit gawat darurat, memang sengaja dinamakan sesuai dengan nama-nama komunitas Muslim Indonesia yang turut andil dan berkontribusi terhadap berdirinya RS Indonesia.
Terkait Poli Pembaca Republika, kata Sarbini, setiap harinya juga selalu dipadati pasien. "Karena Poli Pembaca Republika kan adalah poli umum. Selalu ramai karena pasiennya membeludak," ucapnya menerangkan.
Baca juga, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Juga Dirancang untuk Kondisi Darurat.
RS Indonesia Indonesia terdiri dari lima lantai. Saat ini, kata Sarbini, baru dua lantai yang dimanfaatkan, dengan total 110 ranjang untuk pasien. Termasuk pula di dalamnya ruang pemeriksaan, laboratorium, kamar operasi, dan unit gawat darurat.
Lantaran pasien yang setiap hari kian meningkat, tiga lantai yang belum digunakan akan segera dimanfaatkan. "Karena sekarang sudah agak sempit. Sebab awalnya RS Indonesia kan dirancang sebagai rumah sakit trauma," jelas Sarbini.
Pada lantai tiga hingga lima, nantinya, lanjut Sarbini akan diutamakan untuk kamar inap, ruang pemeriksaan, dan poli. "Pokoknya kita lihat kebutuhan lah. Yang mendesak apa, itu yang akan kami persiapkan," ujarnya.