REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tingkat pengangguran di Kota Bandung dilaporkan meningkat. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung jumlah pengangguran meningkat sekitar 12 ribuan sejak tahun 2014.
Kepala Disnaker Kota Bandung Tono Rusdiantoro menyebutkan pada tahun 2014 warganya yang tidak memiliki pekerjaan berjumlah 95 ribu orang. Sementara hingga akhir 2015 meningkat menjadi 107.565 orang. Tono mengatakan banyak pengaruh tingkat pengangguran bertambah. Faktor utamanya adalah pertumbuhan ekonomi yang pada tahun 2015 memang berada dalam masa terpuruk.
"Penyebabnya ada salah satunya iklim usaha dan pertumbuhan ekonomi yang kurang menguntungkan," kata Tono kepada Republika, Kamis (31/3).
Menurutnya, kondisi perekonomian ini menjadi kendala perusahaan dalam menerima pegawai. Pasalnya biaya produksi kian bertambah. Sementara keuntungan yang didapat tidak mencapai target. Tingginya biaya produksi ini, ujar dia, membuat perusahaan tidak membuka banyak lowongan kerja. Bahkan tak sedikit perusahaan yang terpaksa memberhentikan pegawainya untuk menekan beban biaya di tengah kondisi bisnis yang sulit.
Ia juga menambahkan faktor mikro dan makro ekonomi dalam dunia bisnis juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Alhasil tingkat pendapatan perusahaan juga tidak maksimal. Lowongan kerja yang sedikit ini berbanding terbalik dengan jumlah masyarakat yang siap bekerja. Banyaknya warga yang cukup usia untuk bekerja tidak didukung dengan lowongan kerja yang memadai.
Pemkot Bandung disebutnya akan mencoba mengantisipasi agar tingkat pengangguran tidak terus menerus bertambah. Salah satunya akan meningkatkan keterampilan warganya sesuai dengan kebutuhan. "Kita akan mencoba meningkatkan skills melalui pelatihan bersertifikasi secara online," ujarnya.
Dengan demikian, ujar dia, warga Kota Bandung akan menjadi sumber daya manusia yang siap bersaing. Ditambah pihaknya akan memperbanyak lowongan keja yang disesuaikan dengan kemampuan warga Bandung. "Perbanyak lowongan kerja, kesesuai peminat dan tenaga kerja tersedia di selaraskan sehingga bisa siap pakai," ucapnya.