REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah mengumumkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar sebesar Rp 500 per liter. Penurunan ini akan diterapkan 1 April. Keputusan ini pun mendapat sambutan baik dari sejumlah pelaku industri.
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir mengatakan, pernurunan harga BBM dipastikan akan memberikan dampak positif bagi dunia industri. Terlebih penurunan ini bisa menentukan berapa besaran biaya produksi.
"Penurunan ini akan membawa angin segar buat industri. Jadi hal ini tentu sangat positif bagi dunia usaha, seperti industri. Sehingga pelaku industri juga bisa memprediksi kisaran biaya yang akan timbul dalam produksinya," ujar Soetrisno di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis (31/3).
Soetrisno menjelaskan, penurunan harga minyak dunia yang berpengaruh pada penurunan BBM memang cukup berpengaruh pada dunia industri. Sebab banyak produksi industri yang bersentuhan dengan kebutuhan minyak. Dengan pengaruh ini, industri tentu akan terus mengikuti naik-turun harga minyak dunia dan BBM.
Menurut Soetrisno, kemungkinan kenaikan harga minyak dunia naik tiga sampai enam bulan ke depan tidak akan bermasalah. Karena sudah pasti industri juga akan mengikuti perubahan tersebut.