REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pemerintah Federal Australia telah memperbarui peringatan perjalanan ke Turki, kurang dari satu bulan sebelum Hari Anzac (Australian and New Zealand Army Corps-Angkatan Darat Australia dan Selandia Baru).
Departemen Luar Negeri Australia menasehati warganya untuk mempertimbangkan kembali rencana mereka untuk bepergian ke Istanbul dan Ankara, menyusul bom bunuh diri di kedua kota itu.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Australia mengeluarkan keputusan ini dengan seksama. "Peringatan perjalanan ke Turki, seperti semua peringatan perjalanan, masih dikaji dekat dan mewakili penilaian terbaik kami atas keselamatan dan keamanan yang akan dialami warga Australia di Turki," ujarnya.
Ia menerangkan, "Warga Australia yang berencana menghadiri peringatan Hari Anzac harus meminimalkan waktu transit di Istanbul dan Ankara, termasuk waktu di tempat wisata dan tempat umum lainnya."
Menlu Bishop mengatakan Pemerintah Australia tak mengetahui adanya ancaman khusus menjelang peringatan Hari Anzac di Semenanjung Gallipoli, atau terhadap kepentingan Australia lainnya di negeri ini.
"Saya sadar akan dampaknya terhadap banyak warga Australia yang berencana untuk menghadiri peringatan Hari Anzac tahun ini di Gallipoli," ujarnya.
Para pengunjung disarankan untuk tetap waspada tingkat tinggi ketika berada di Turki secara keseluruhan, termasuk di Semenanjung Gallipoli.
Pemerintah Australia mengatakan pihaknya bekerja sama erat dengan pihak berwenang Turki dan Selandia Baru untuk mengamankan keselamatan mereka yang menghadiri upacara pada Mei, dan bahwa pengaturan keamanan yang intensif diberlakukan.
Informasi terbaru mengenai hal ini bisa ditemukan di situs Smart Traveller milik Pemerintah Australia.