REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tabungan dinilai lebih cocok untuk orang tua. Kaum muda disarankan lebih banyak dan disiplin berinvestasi.
Direktur Bahana TCW Budi Hikmat menilai tabungan lebih cocok untuk orang tua karena kebutuhan likuiditasnya besar dan cepat. Bagi anak muda, Budi menyarankan agar rutin berinvestasi pada instrumen yang bertumbuh.
"Saham memang volatilitasnya tinggi. Tapi bisa ditangani," kata Budi di Festival Pasar Modal Syariah, Kamis (31/3).
Menurut Budi, yang terpenting dari berinvestasi adalah tahu kapan harus berhenti, tahu tujuan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Menurut Budi, penting untuk sadar bahwa kita harus membayar masa depan kita sendiri. Bagi kelompok muda, ia menyarankan untuk menghindari latte-effect, berbelanja yang tidak perlu.
"Jangan pernah investasi dengan uang sisa karena tidak akan pernah ada uang sisa. Disiplin berinvestasi," kata Budi.
Budi menyarankan agar anak-anak muda berinvestasi menggunakan reksa dana. Karena investasi sering kali rumit dan banyak valuasi perusahaan dan valuasi saham yang lebih dipahami analis. Seringkali kesalahan dalam investasi dibuat karena hanya bertumpu pada analisis teknis.
Selain melakukan analisis fundamental, investor cerdas juga harus miliki sense of business sehingga kepemilikan atas bisnis perusahaan melalui saham bisa lebih serius. Karena itu, ia juga menyarankan ada baiknya para investor muda melakukan investasi langsung.
Investasi harusnya membuat masa depan investor lebih baik. Investasi juga harusnya meningkatkan kapasitas dan kompetensi investor.
Mengutip laporan Bank Dunia, Budi mengatakan tantangan Indonesia berat, pada 2030 Indonesia berisiko jadi negara gagal kaya sebelum tua karena 2030 bonus demografi berakhir. Jika pertumbuhan ekonomi hanya enam persen per tahun dan PDB hanya 8.500 dolar AS padahal salah satu syarat negara kaya 12 ribu dolar AS.
Investasi pun berarti menanam keberuntungan. Keberuntungan dalam pandangan Budi adalah peningkatan daya beli sepanjang waktu.