REPUBLIKA.CO.ID, KALKUTA -- Tim penyelamat masih bekerja sepanjang malam untuk menyelamatkan puluhan korban yang diyakini masih terperangkap di bawah sebuah jembatan runtuh di kota Kalkuta India. Jembatan tersebut sedang dalam pembangunan di daerah Girish Park saat tiba-tiba runtuh pada Kamis (31/3) malam.
BBC News melaporkan, setidaknya 21 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka setelah jembatan layang sepanjang dua kilometer runtuh.
Tim penyelamat awalnya menggunakan tangan kosong untuk mencoba menyelamatkan korban terjebak. Penyebab bencana belum jelas, namun masalah keamanan seperti kurangnya inspeksi dan penggunaan bahan kerap menjadi masalah dalam konstruksi di India.
Perusahaan yang bertanggung jawab atas pembangunan, IVRCL mengatakan akan bekerja sama dengan penyidik. Namun salah satu pejabat senior mengatakan dalam sebuah konferensi pers runtuhnya jembatan merupakan kehendak Tuhan sebab perusahaan memiliki catatan keamanan yang baik.
Jembatan layang itu berada di salah satu lingkungan paling padat penduduknya di Kalkuta, dengan jalan sempit, dan toko-toko dan rumah-rumah dibangun berdekatan. Hal ini menyulitkan alat berat mencapai lokasi kejadian.
Pejabat mengatakan tim darurat menggunakan anjing pelacak, pemotong beton, mesin bor dan sensor untuk mendeteksi korban selamat. Juru bicara Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDRF) Anurag Gupta mengatakan tentara dan personel NRDF telah berada di lokasi kejadian bersama ratusan polisi dan pejabat setempat.
Menteri Bengal Barat Mamata Banerjee mengatakan pemerintah akan mengambil tindakan tegas pada mereka yang bertanggung jawab atas bencana.
Dari rekaman CCTV yang beredar di media sosial menunjukkan saat bagian sepanjang 100 meter dari struktur runtuh, menimpa orang yang lewat, becak dan bangunan di dekatnya. Saksi mata mengatakan mobil, bus dan truk juga terkena reruntuhan.
Baca: Indonesia akan Gantikan Thailand Sebagai Pusat Otomotif ASEAN