REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Intimidasi dari berbagai pihak terus diterima keluarga Siyono, terduga teroris yang tewas, di Klaten. Sejumlah LSM dan Ormas terus berusaha memastikan autopsi untuk tetap dilakukan.
Komisioner Komnas HAM, Maneger Nasution menegaskan, penundaan proses autopsi yang semula dijadwalkan pada Rabu, dikarenakan alasan teknis saja. Ia memastikan proses autopsi akan tetap dilakukan demi menguak penyebab kematian Siyono secara terang-benderang.
"Karena ada alasan teknis maka ditunda, tapi akan dilakukan dalam waktu dekat," kata Manager, Jumat (1/4). ( Densus 88 Bunuh 121 Orang, LIMA: Mengerikan Sekali).
Ia mengatakan, baik Komnas HAM maupun PP Muhammadiyah, terus melakukan persiapan untuk melakukan proses autopsi. Manager mengaku telah dan akan terus bertemu dengan istri dari Siyono, Suratmi, untuk memantapkan tekad melakukan proses autopsi terhadap jenazah suaminya.
Terkait tim dokter, Maneger menuturkan dokter-dokter yang melakukan autopsi berjumlah enam orang dan akan didatangkan oleh PP Muhammadiyah, selaku kuasa hukum. Selain itu, akan didatangkan ahli-ahli forensik dari Rumah Sakit Jawa Tengah, Jogja dan Universitas Muhammadiyah.
Maneger mengungkapkan, intimidasi terus diterima keluarga, mulai dari penolakan tiba-tiba warga akan proses autopsi sampai pengusiran kalau autopsi dilakukan. Namun, ia menekankan keluarga Siyono saat ini berada di bawah pengawasan Komnas HAM, dan mengundang negara hadir memenuhi hak dasar warga negara.