REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Saleb Husin menilai kondisi ekonomi global yang belum stabil menimbulkan sejumlah kekhawatiran. Salah satu kehawatirannya yakni ancaman deindustrialisasi.
Namun, Saleh mengaku telah memiliki rencana untuk meminimalkan kekhawatiran tersebut. Menurut dia, menjaga dan mempertahankan industri dalam negeri menjadi prioritas Kementerian Perindustrian saat ini.
"Kekhawatiran terkait deindustrialisasi itu menjadi konsen kami. Langkah pemerintah lewat berbagai macam paket kebijakan ekonomi diharapkan dapat membuat suasana ekonomi Indonesia bagi pengusaha menjadi lebih ramah dan baik untuk perekembangan industri," kata Saleh dalam diskusi di Warung Daun Jakarta Pusat, Sabtu (2/4).
Salah menambahkan, dari data Kemenperin pada tahun 2015, sektor industri berhasil tumbuh 5,04 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 4,79 persen. Namun, ia mengakui kekhawatiran terkait deindustrialisasi tetap ada.
"Seperti halnya orang. Saat ditanya adakah yang meninggal, jawabnya pasti ada. Begitu pun di Industri tiap harinya, ada yang berprestasi ada juga satu dua industri kolaps," ujar Saleh.
Walau begitu, Saleh menilai saat ini lebih banyak industri yang tumbuh dibandingkan yang tutup. Untuk itu, Saleh berharap pemerintah terus meningkatkan pertumbuhan industri dengan berbagai macam kebijakan dan kemudahan berbisnis di Indonesia.
"Seperti izin usaha yang sudah bisa diselesaikan dengan cepat di BKPM. Kami juga dengan para pelaku usaha yang ada menyatukan pemikiran untuk memperoleh keputusan terbaik apa bagi perkembangan dan pertumbuhan bisnis di Indonesia," katanya.