Sabtu 02 Apr 2016 14:05 WIB

Industri Nasional Butuh Hal Ini untuk Maju

Rep: Wisnu Aji Prasetiyo/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pekerja melakukan pengecekan laptop Axioo usai dirakit di pabrik perakitannya di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta, Selasa (13/10).
Foto: Republika/Darmawan
Seorang pekerja melakukan pengecekan laptop Axioo usai dirakit di pabrik perakitannya di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta, Selasa (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Harian Apindo Anton J Supit menegaskan bahwa industri nasional saat ini membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Menurut dia, hal itu akan dapat mendukung industri nasional agar  kuat bersaing dengan industri global.

"Indonesia perlu memiliki dan mengembangkan SDM yang berkualitas," kata Anton dalam diskusi Waspada Deindustrialisasi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (2/4).

Anton menjelaskan berdasarkan data teknis perindustrian, dari 128 juta struktur lapangan kerja, jumlah pekerja yang mengusai pekerjaanya baru 40 jutaan orang atau masih 33 persen. Dari 128 juta lapangan kerja, kata dia, mayoritas tenaga kerja berpendidikan Sekolah Dasar (SD) atau sekira 55 juta orang. Sedangkan yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 16 juta orang.

"Fakta ini membuat Indonesia memerlukan banyak industri padat karya untuk menyerap tenaga kerja yang memiliki pendidikan rendah," ujar Anton.

Oleh karena itu, lanjut dia, strategi industri yang harus menampung angkatan kerja ini salah satu mengembangkan industri padat karya. Menurut dia, kata kunci industri nasional untuk bisa berkembang adalah daya saing. "Daya saing akan mempengaruhi seberapa tertariknya pasar terhadap produk Indonesia," katanya.

Nantinya, pasar akan melihat besaran harga di industri Indonesia dan global. Tentu, lanjut dia,  pasar domestik ataupun global akan memilih harga termurah dengan kualitas yang baik. "Oleh karena itu, infrastruktur didalam negeri harus menunjang industri. SDM yang berkualitas juga menentukan produk bersaing nantinya," ujar Anton.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement