Sabtu 02 Apr 2016 17:29 WIB

Tolak Berbagai Bantuan, Pengurus Al Khairaat Minta Pembakaran Pesantren Diusut

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Taufik Rachman
Garis Polisi
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Garis Polisi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pondok Pesantren Al Khairaat yang terletak Desa Gosoma, Kecamatan Tobelo Halmahera Utara (Halut), Provinsi Maluku Utara (Malut) menolak berbagai macam bantuan dari sejumlah pihak untuk perbaikan sekolah yang terbakar beberapa waktu lalu.

"Kami sementara belum bisa terima bantuan," kata Sekretaris Yayasan Al Khairaat Halmahera Utara, Ihwan Buaza kepada Republika, Sabtu (2/4).

Alasannya, ia mengatakan, pihak yayasan menginginkan kasus terbakarnya empat kelas di Pesantren Al Khairaat dapat terungkap. Ia khawatir jika bantuan dari berbagai pihak diterima, maka kasus kebakaran yang terjadi pada Senin (28/3) pukul 04.00 WIT lalu, tidak akan pernah terungkap.

"Karena kami tak ingin setelah ada bantuan, kasus ditutupi dan tak pernah terungkap," ujar Ihwan.

Selain itu, Ihwan menilai, desakan pengungkapan kasus kebakaran pesantren juga karena kejadian tersebut masuk dalam unsur Sara. Kebakaran yang terjadi pascabentrok antar dua kelompok pemuda di sekitar pondok pesantren, ditaksir sekira Rp 1 miliar.

Ia mengungkapkan, dampak dari kebakaran empat kelas di Pondok Pesantren Al Khairaat tidak hanya berupa kerugian materiil, namun juga psikologis. Sebab, pertama para siswa mengalami trauma dan ketakutan.

Kedua, bisa saja para orang tua wali murid memindahkan para siswanya dari pondok pesantren tersebut. Ketiga, berampak pada penurunan siswa baru karena dianggap pesatren Al Khairaat bukan tempat yang aman.

Ihwan berujar, pascakejadian memilukan di pondok pesantren tersebut, sejumlah tawaran bantuan langsung berdatangan, contohnya semen dari Kapolda Maluku Utara, Bupati Halmahera Utara (Halut), Sekertaris Daerah Halut dan lain-lain.

"Tahan dulu semennya ungkap dulu baru kami bisa menerima bantuan. Bupati siap untuk membantu, membangun pesantren atau sekolah yang rusak itu. Kami sampaikan yang penting pengungkapan kasus," tutur Ihwan.

Kapolda Maluku Utara Brigadir Jenderal Zulkarnain, menyatakan bahwa kepolisian sudah memeriksa sejumlah saksi untuk mengetahui penyebab kebakaran yang menghanguskan empat kelas yang dikelola Al Khairat.

"Polisi sudah memanggi sejumlah saksi apakah itu terbakar atau dibakar," ujarnya.

Saat ini, Zulkarnain mengatakan, penyidik tengah mendalami alibi-alibi dari para saksi, baik pihak pondok pesantren maupun masyarakat non Muslim di sekitar sekolah serta sejumlah orang yang diduga mengetahui kabakaran tersebut.

"Polisi sedang melihat alibi-alibinya, sedangkan saksi dari ponpres tak ada yang melihat (orang yang membakar). Tapi tetap kita akan mengecek alibi mereka juga, mungkin bisa sebagai bukti petunjuk," tuturnya.

Ia masih enggan menyebut peristiwa kebakaran itu berhubungan dengan kasus bentroknya dua kelompok pemuda pada Ahad (27/3) malam.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement