Sabtu 02 Apr 2016 23:32 WIB

Penurunan BBM Beri Angin Segar Pengusaha DIY

BBM
BBM

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan kebijakan penurunan harga BBM jenis premium dan solar memberikan angin segar bagi investor domestik maupun asing di daerah setempat.

"Kami memperkirakan transaksi saham bisa terdongkrak 2-5 persen dalam sebulan ini pascapenurunan harga BBM," kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (KP BEI) DIY Irfan Noor Riza di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut Irfan, sentimen positif yang didorong penurunan BBM tersebut diperkirakan akan semakin menguat jika harga komoditas lainnya serta transportasi dapat mengikuti tren penurunan BBM itu dengan menurunkan tarif.

Dengan demikian sebagian besar emiten khususnya yang berproduksi menggunakan BBM diperkirakan akan lebih mampu menekan biaya produksi sehingga potensi keuntungan usahanya lebih besar.

"Sehingga saham-saham berfundamental bagus sektor industri misalnya, akan menarik dan kemungkinan besar akan diburu oleh investor untuk dibeli," kata dia.

Di sisi lain, penurunan BBM tersebut, menurut dia, juga akan mempengaruhi daya beli dan daya investasi masyarakat DIY.

"Tren sentimen postif pasar modal yang terjadi di tingkat nasional saat ini juga akan diikuti oleh kondisi pasar modal lokal di DIY yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah investor baru, serta meningkatnya jumlah transaksi pasar modal," kata dia.

Nilai transaksi pasar modal di DIY selama 2015 mencapai Rp5,5 triliun. Sementara pada Januari 2016 transaksi mencapai Rp353.041.838.683 dengan jumlah investor mencapai 14.803 orang.

Menurut Irfan, pertumbuhan itu juga didorong dari efektifnya pembentukan pojok-pojok bursa yang kini tersebar di 22 kampus di daerah ini.

Perusahaan sekuritas yang ada di DIY hingga saat ini masih berjumlah 17 perusahaan. Menurut Irfan sejumlah perusahaan sekuritas tersebut telah cukup membantu KP BEI DIY dalam melakukan penetrasi sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat setempat.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement