REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter forensik Muhammadiyah akan melakukan proses autopsi terhadap jenazah terduga teroris asal Klaten, Siyono, pada Ahad (3/4) pagi ini. Seperti diketahui, kematian Siyono menjadi perhatian publik, karena diduga akibat tindak kekerasan yang dilakukan personel Densus 88 Antiteror.
"Pagi ini Insya Allah kami jadi melakukan proses autopsi. Saat ini dokter forensik sedang bersiap-siap," ujar Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi Republika.co.id, Ahad.
Dahnil mengatakan proses autopsi akan dilakukan sembilan dokter ahli forensik dari Universitas Muhammadiyah. Selain tim dokter yang telah bersiap, proses autopsi terhadap jenazah Siyono juga akan disaksikan tiga orang komisioner dari Komnas HAM.
Saat ditanya bagaimana kondisi sekitar lokasi makam Siyono, mengingat sempat adanya kabar penolakan terhadap proses autopsi tersebut, Danhil mengatakan kondisi tetap kondusif.
"Kondisi tetap kondusif, karena kami sudah menyampaikan kepada kepala desa terkait proses ini. Selain itu pada prinsipnya warga tidak ada masalah, warga tidak menolak, penolakan itu kan datang dari beberapa oknum saja. Yang pasti kami tetap menjaga agar suasana kondusif," jelasnya.
Seperti diketahui, Siyono (34) warga Dukuh Brengkungan, RT 11 RW 05, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jateng, tewas setelah ditangkap oleh Densus 88 Antiteror. Kematian Siyono kemudian menjadi perhatian publik, karena diduga sempat mengalami tindak kekerasan.