REPUBLIKA.CO.ID, DIYARBAKIR -- Lima tentara Turki dan satu pasukan khusus polisi tewas dalam serangan bom di provinsi tenggara negara itu, Provinsi Mardin. Kantor berita Turki Dogan mengatakan, kelompok pemberontak Kurdi PKK bertanggung jawab atas serangan.
Para korban mengatakan akan mengambil bagian dalam operasi militer anti-PKK di kota Nusaybin. Kota tersebut telah berada di bawah jam malam sejak pertengahan Maret.
Dilansir dari BBC News, Ahad (3/4), pihak berwenang mengatakan, PKK telah menggali parit dan memasang barikade di sekitar Nusaybin.
Serangan itu terjadi hanya dua hari setelah tujuh polisi tewas dan melukai 27 lainnya dalam serangan bom mobil di sebuah bus polisi tenggara Diyarbakir.
Pada Sabtu (2//4), pemerintah Turki mengatakan telah menahan pelaku pemboman Diyarbakir. Pelaku merupakan sayap militer PKK. Menurut Dogan, tersangka yang disebut sebagai AC diyakini seorang pria. Ia terlihat berjalan menjauh dari mobil putih yang diparkir dan kemudian membuat bus meledak. Sembilan orang lain dicurigai terkait serangan itu ditahan pada Jumat (1/4) sebelum penangkapan AC ini.
Dalam kekerasan lain yang diduga dilakukan PKK pada larut malam, satu warga sipil tewas dan 18 lainnya terluka dalam serangan di sebuah sub-stasiun di distrik Kiziltepe Provinsi Mardin.
PKK secara resmi mengangkat senjata melawan Turki pada 1984 untuk memperoleh kemerdekaan bagi kelompok minoritas terbesar di Turki. Sebuah gencatan senjata dicapai pada Maret 2013 tetapi runtuh musim panas lalu. Sejak itu pemerintah bergerak memberantas kelompok dalam kampanye militer tanpa henti.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan awal pekan ini, 355 anggota pasukan keamanan telah tewas dalam pertempuran sejak permusuhan dengan Kurdi berlanjut.