REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pasukan Irak membebaskan sejumlah besar tahanan dari penjara bawah tanah militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam pertempuran untuk merebut kembali sebuah wilayah di Provinsi Anbar dari tangan militan kelompok tersebut.
Pasukan keamanan telah merebut kembali bagian wilayah Heet, yang merupakan salah satu pusat populasi terbesar di provinsi Anbar yang masih dikuasai oleh ISIS. Namun daerah lain tetap berada di bawah kendali militan.
"Selama upaya untuk membebaskan dan membersihkan kota Heet dari organisasi (ISIS), aparat keamanan mampu menemukan sebuah penjara besar. Penjara bawah tanah menahan 1.500 orang yang dibebaskan oleh aparat, " kata polisi kolonel Fadhel al-Nimrawi seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Ahad (3/4).
Seorang pejabat lokal di Provinsi Anbar, Malallah al-Obeidi menambahkan, sekitar 1.500 tahanan yang dibebaskan, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Pejabat yang bertanggung jawab di wilayah Heet Muhannad al-Dulaimi juga membenarkan ditemukannya penjara besar di kota. Tetapi ia tidak mengatakan berapa banyak orang yang ditawan. Setelah merebut kembali ibu kota provinsi Anbar, Ramadi, Heet, wilayah lainnya masih dikuasai ISIS.
Irak memulai serangan masif untuk merebut kembali Heet pada pertengahan Maret. Namun, sejumlah besar pasukan ditarik dari Anbar untuk melindungi demonstran di Baghdad.