REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panas terik matahari pada Ahad (3/4) pagi tak menyurutkan semangat puluhan anak yang hadir di lapangan sepak bola GOR Pertamina, Simprug, Jakarta Selatan sejak pukul 08.00 pagi. Mereka tetap antusias dan semangat mengikuti instruksi dari pelatih dalam acara pelatihan Akademi Paris Saint-Germain (PSG).
Tak tanggung-tanggung, sesi pelatihan ini dipimpin langsung oleh direktur teknik Akademi PSG Cédric Cattenoy. Ia didampingi pelatih kepala Akademi PSG Benjamin Houri serta sejumlah pelatih lokal.
Peserta dibagi dalam berbagai kelompok umur, mulai 6 hingga 16 tahun. Mereka mendapatkan pengajaran gerakan dasar sepak bola.
"Kalian yang berbaju biru menggiring bola dan cetak gol ke gawang itu, yang berbaju kuning berusaha mencegah, oke!" teriak Cédric saat sesi satu lawan satu.
"Gunakan bagian ini saat menendang," ujar Cédric dalam kesempatan lain sambil menunjuk ujung sepatunya saat sesi menggiring bola yang diakhiri dengan melepaskan tendangan ke gawang.
Setelah sesi pelatihan berakhir, Benjamin mengungkapkan bahwa seluruh materi latihan yang didapatkan oleh para peserta di Jakarta sama dengan menu latihan yang diajarkan kepada para penghuni akademi PSG di Paris.
Ia mengatakan anak-anak yang hadir di lapangan sepak bola Simprug ini beruntung dapat mengikuti kegiatan ini.
"Ini sertifikat untuk kalian sebagai bukti sudah mengikuti sesi pelatihan yang digelar oleh Akademi PSG," kata dia.
Ini merupakan kali pertama perwakilan Akademi PSG hadir di Indonesia. Sebelumnya mereka telah menggelar event serupa di Qatar, Oman, Kuwait, Aljazair, Tunisia dan Maladewa.
Di Indonesia, PSG bekerja sama dengan mitra lokalnya IM3 Oorodeoo serta Super O2. Setelah Jakarta, Palembang mendapatkan giliran pada 6 April.
"Kami ingin berbagi dengan komunitas lokal tentang filosofi PSG dan mitra regional kami di sini," kata Manajer Akademi PSG Fabien Dilem kepada Republika.co.id.
"Penting bagi klub untuk mengirimkan pesan bahwa mereka adalah bagian dari keluarga besar PSG."
Ia menyatakan kegiatan ini merupakan bagian dari proyek PSG untuk mengembangkan merek mereka secara global. Salah satunya dengan menggelar program olahraga yang kuat.
"Kami tak main-main. Itu sebabnya kami membawa Cedric langsung kemari," ujar Fabien.
Ia sadar PSG sudah tertinggal dengan klub-klub besar lain. Menurut dia, pengembangan merek dengan menggelar kegiatan olahraga ini merupakan salah satu mengejar salah satu cara mengejar kompetitor mereka.
"Mungkin keberhasilan di Liga Champions akan membantu merek kami berkembang lebih baik," kata dia.