REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sejumlah masyarakat dari berbagai kalangan di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) mengharapkan pemerintah menurunkan ongkos angkutan umum di daerah tersebut.
"Premium atau solar telah turun beberapa kali, sudah saatnya ongkos angkutan kota dan ojek pun ikut turun," kata salah seorang warga pengguna angkutan umum Esih (34) di Padang, Ahad (3/4).
Menurut warga kecamatan Kuranji tersebut penurunan premium semenjak Presiden Jokowi dilantik sudah dua kali ditambah sekarang total telah Rp850 lebih jumlah penurunannya. Akan tetapi semenjak turun harga tersebut tarif angkutan kota seperti Pasar Raya-Belimbing belum mengalami penurunan.
"Saat itu lima ribu rupiah saat ini pun masih berjumlah sama meski ada beberapa sopir yang menurunkan hingga lima ratus rupiah dan seribu rupiah," katanya.
Seharusnya kata dia ongkos angkutan tersebut merata turun. Untuk itu dia berharap kepada pemerintah untuk mengupayakan penurunan ongkos angkutan tersebut, ucapnya.
Warga pengguna angkot lain Reika (19) juga berharap ongkos angkot ikut turun. Sebagai contoh angkot jurusan Gadut ke Pasar Raya yang sejak kenaikan dan penurunan bahan bakar tidak berubah yakni Rp 4.500.
Padahal katanya, dari armada yang berjalan terdapat mobil yang berbahan solar, seperti Panther. Seharusnya kata dia dengan subsidi solar yang masih ada tarifnya pun ikut turun. Bila tarif angkot tidak turun kata dia, penurunan BBM oleh pemerintah lalu itu tidak mengurangi beban apapun bagi masyarakat.
Senada dengan itu warga lain pengguna ojek Adnin Ahmadi (19) menilai naik turunnya BBM seharusnya berdampak pada penurunan tarif tersebut. Namun pada kenyataannya justru naik terlalu tinggi.
Sebagai contoh kata dia, tarif ojek Banda Buek-Pasar Baru yang biasa Rp 5.000 meningkat tajam hingga Rp8.000 bahkan ada yang Rp 10.000 dengan tambahan jarak dua kilometer dari Pasar Baru.
Menurutnya hal ini tidak ideal dengan fluktuasi harga premium tersebut. Untuk itu dia berharap pemerintah dapat menyikapi hal tersebut dengan baik.