Ahad 03 Apr 2016 23:04 WIB

Kapolda Sulteng: Anggota Santoso Tinggal 29 Orang

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi (kanan) bersiap untuk memberikan keterangan kepada wartawan tentang penembakan dan penangkapan terduga teroris di Mapolda Sulteng di Palu, Rabu (23/3).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi (kanan) bersiap untuk memberikan keterangan kepada wartawan tentang penembakan dan penangkapan terduga teroris di Mapolda Sulteng di Palu, Rabu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, POSO, SULTENG -- Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, kembali merilis 29 orang anggota kelompok Santoso alias Abu Wardah yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), tiga diantaranya wanita.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriady di Poso, Ahad (3/4), mengatakan bahwa sebelumnya jumlah DPO terorisme anggota Santoso sebanyak 41 orang. Namun, seiring berjalannya operasi Tinombala 2016, sebanyak 10 orang yang dinyatakan tewas dan dua orang di tangkap hidup.

"Artinya jumlah saat ini tersisa 29 orang yang masuk dalam DPO terorisme di wilayah Poso," ungkapnya di desa Watutau Kecamatan Lore Peore kabupaten Poso.

Kata Rudy, saat ini pihak kepolisian terus menyebarkan poster yang terdapat gambar 29 DPO tersebut ke masyarakat, sehingga bisa mengetahui ciri dan penampilan mereka. Hal ini dilakukan untuk mewaspadai diri bagi masyarakat.

"Jumlah terakhir ini, masih terus dilakukan pengejaran aparat gabungan TNI Polri," ujarnya.

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan ada tambahan orang yang masuk dalam kelompok Santoso, namun tidak termasuk dalam DPO. Hal ini dikarenakan oleh pergerakan mereka yang tidak seluruhnya diketahui oleh aparat keamanan.

"Tetapi yang terakhir sudah ini, berdasarkan keterangan saksi-saksi yang di tangkap sebelumnya. Kami juga akan lebih intens lagi dalam penanganan tindak terorisme yang ada di Sulteng," ujarnya.

Kapolda juga mengatakan bahwa keberhasilan yang di capai saat ini, bukanlah hanya sikap maupun tindakan pihak Polri. Melainkan sinergitas TNI juga sangat jauh berperan penting dalam operasi Tinombala 2016 ini.

"Kami sangat optimis bisa menangkap dan menyelesaikan adanya terosisme di Sulteng, itu semua karena adanya kerja sama Polri dan TNI. Tetapi sisi lain peran pemerintah dan masyarakat juga sangat diharapakan lebih maksimal, sehingga bisa bersama-sama menuntaskannya," tutup Rudy.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement