Senin 04 Apr 2016 08:39 WIB

Jembatan Holtekam Diyakini Katrol Ekonomi Papua

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Peta Papua. (Ilustrasi)
Peta Papua. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jembatan Holtekam yang tengah dibangun pemerintah diyakini bakal mengatrol pergerakan ekonomi di Jayapura, Papua. Saat ini progres pembangunan jembatan layang sepanjang 732 meter tersebut telah mencapai 12 persen. Jembatan ditargetkan rampung pada 2018.

"Saat ini kegiatan pembangunan sudah memasuki tahap pemasangan tiang pancang di atas laut," kata Kepala Balai Jembatan Wilayah X Papua Oesman H. Marbun di Jayapura pekan lalu sebagaimana rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (4/3).

Jembatan dibangun di atas Teluk Youtefa dan mempunyai tingkat kesulitan serta risiko yang tinggi. Pembangunan jembatan telah dimulai pada 9 Mei 2015 lalu sejak peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo dengan nama resmi Jembatan Layang Hamadi-Holtekamp.

Keberadaan Jembatan Holtekam, kata dia, memiliki nilai strategis dan kontribusi positif  yakni antara lain sebagai solusi terhadap kepadatan kawasan perkotaan, permukiman, dan kegiatan perekonomian di dalam kota Jayapura.

Nilai strategis lainnya yaitu terintegrasinya pengembangan potensi pariwisata yang cukup besar di sepanjang trase jalan. Tempat-tempat tersebut di antaranya tempat-tempat pariwisata Pantai Hamadi, Teluk Youtefa, dan Pantai Holtekam.

Ia juga akan berguna sebagai peningkatan hubungan perekonomian antara RI dan Papua New Guinea yang selama ini telah berjalan melalui pintu perbatasan Negara di Skouw. Skow merupakan Distrik Muara Tami yang menjadi wilayah perbatasan RI-Papua New Guinea.

“Dari kawasan pemerintahan (Jayapura) ke Muara Tami jaraknya 50 kilometer dengan waktu tempuh 2,5 jam karena harus memutar  teluk, jika ada jembatan ini, jaraknya bisa dipangkas jadi hanya 33 kilometer, dengan waktu tempuh hanya 1,5 jam,” katanya.

Oesman mengatakan, Jembatan Layang Holtekamp menjadi komponen penting dari jaringan jalan Trans Papua sepanjang 4.325 kilometer. Ia dibangun untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari Jayapura ke Muara Tami.

Ia menjelaskan, biaya pembangunan jembatan diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun yang didanai secara patungan. Rinciannya, dana berasal dari APBN sepanjang 433 meter (jembatan PCI Girder 1 bentang dan jembatan bentang utama); dari APBD Provinsi Papua sepanjang 895 meter (Jembatan PCI Girder 9 bentang dan Pile Slab); dan dari APBD Kota Jayapura 7,9 meter (Jalan akses sisi Hamadi dan Holtekamp).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement