REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Tito Karnavian mengatakan bahwa saat ini kelompok Santoso telah melemah. Posisi Santoso melemah akibat kehilangan banyak anggotanya dan kecilnya ruang gerak mereka.
"Di dua bulan terakhir ini, lebih dari 10 orang yang sudah tertangkap, baik dalam kondisi hidup dan meninggal saat kontak tembak," ujar Tito saat ditemui dalam kegiatan pelantikan pejabat Kemenpan-RB di Jakarta, Senin (4/4).
Berdasarkan informasi yang dia berikan, saat ini diketahui jumlah kelompok Santoso yang masih bertahan dan melarikan diri di hutan hanya sekitar 29 orang yang semula berjumlah 41 orang. Sedangkan untuk orang asing dari etnis Uyghur yang semula berjumlah enam orang, saat ini tersisa dua orang akibat empat orang diantaranya turut menjadi korban tewas saat terjadi kontak tembak.
"Nah, 29 orang ini pun juga terpecah karena ada kontak tembak kemarin. Tapi mereka masih di sekitar wilayah Poso dan Napu," tukas mantan Kapolda Metro Jaya itu menambahkan.
Menurut dia, kekuatan 3.000 personil gabungan TNI dan Polri yang saat ini diterjunkan untuk memburu kelompok tersebut sudah cukup memadai dan sekarang masih melakukan operasi pembersihan di wilayah tersebut. Akan tetapi kendala terberat dari pelaksanaan operasi tersebut justru dari aspek medan yang sangat berat karena berupa pegunungan yang diisi hutan yang sangat lebat dan sulit ditembus.
Dia mengatakan, masalah tersebut ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami karena kondisi medan alam yang cukup berat. "Saya baru pagi ini kembali dari sana. Setelah berdiskusi dengan para komandan di lapangan, saya kira ini tinggal menunggu waktu saja karena posisi mereka sudah terdesak, logistik mau habis, senjatanya juga kurang lebih tinggal enam saja," ujar Tito.