REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, hasil Ujian Nasional memetakan mutu pendidikan madrasah karena memiliki tolok ukur nilai akhir yang dapat menjadi pedoman evaluasi proses belajar-mengajar.
"Ujian ini untuk mengetahui pemetaan sesungguhnya dari mutu satuan pendidikan, baik siswa, pendidik dan struktur dalam pendidikan termasuk kami di Kementerian Agama yang membawahi sekolah keagamaan," kata Lukman di sela-sela peninjauan pelaksanaan UN 2016 hari pertama di Madrasah Aliyah Negeri di Jakarta, Senin (4/4).
Menurut Lukman, terdapat perbedaan UN tahun ini dibanding tahun sebelumnya. Di antaranya ujian akhir ini bukan sebagai penentu mutlak bagi siswa untuk lulus dari jenjang pendidikan.
Penentu kelulusan dari siswa Madrasah Aliyah adalah sekolah itu sendiri. Hal ini juga berlaku di sekolah-sekolah umum lainnya. Selain itu, kata dia, perbedaan UN tahun ini dibanding 2015 ialah sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) semakin banyak, termasuk di madrasah.
Kepala Sekolah MAN 13 Jakarta Nuroto di sela-sela kegiatan menerima kunjungan delegasi Menteri Agama mengatakan baru tahun ini melaksanakan UNBK, sedangkan ujian berbasis komputer secara umum baru diselenggarakan sejak 2015.
Beberapa hal yang dilakukan MAN 13 guna menyelenggarakan UNBK adalah dengan menyiapkan infrastruktur komputer dan jaringan internet. Tidak kalah penting dari penyelenggaraan UNBK, kata dia, adalah membuat kesepakatan dengan Perusahaan Listrik Negara terkait jaminan pasokan listrik. Dengan kata lain, tidak akan terjadi pemadaman listrik oleh PLN selama UNBK berlangsung.
Hal ini wajar dilakukan karena UNBK sangat tergantung oleh pasokan listrik menilik infrastruktur yang digunakan adalah perangkat komputer berikut jaringannya.