REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) membuat efisiensi waktu pengerjaan soal oleh siswa. Efisiensi waktu diperkirakan mencapai 50 persen dibandingkan ujian nasional dengan konsep lama.
Menurut Risma, sapaan akrabnya, NBK lebih memudahkan para siswa sebab mereka tidak perlu mengeblok lingkaran seperti konsep ujian nasional sebelumnya. Selain itu, peserta UN yang ragu-ragu dengan jawaban bisa memilih jawaban dengan tanda warna kuning, jika jawaban benar maka akan tetap mendapat nilai.
“Anak-anak lebih tenang menggunakan [sistem UNBK] ini, tidak takut kalau jawaban tidak masuk di komputer. Kalau selama ini mereka bulet-buletin khawatir benar atau tidak,” kata Risma di sela-sela mendampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan melakukan inspeksi UNBK di SMA Hang Tuah 1 Surabaya, Senin (4/4).
Risma bercerita, tahun-tahun sebelumnya ia sering tidak tidur saat musim ujian nasional. Ia harus mengecek pengiriman soal termasuk pengamanan soal ujian. Ia juga mengaku ketakutan jika terjadi kecoboran soal, sebab akan membuat malu pemerintah kota Surabaya.
“Dengan komputer itu pengecekan soal sangat mudah dilakukan, jadi enggak mungkin bisa [bocor], misalnya satu daerah bocor, daerah lain tidak bisa menggunakan itu,” ucap Risma.
Ia menambahkan, tidak ada yang memberatkan dalam persiapan UNBK di Surabaya. Sebab, persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari. Salah satunya dengan membentuk 2.000 proktor (pengawas ujian) yang dilatih untuk mengawasi UNBK.