Selasa 05 Apr 2016 07:05 WIB

Air France Izinkan Pegawai yang Tolak Terbang ke Iran

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Air France
Foto: Gary CameronReuters
Air France

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Maskapai Air France bersedia mengizinkan para pramugari yang menolak terbang ke jalur Teheran, Iran. Hal ini setelah mereka diminta memakai penutup kepala saat tiba di negara itu. Maskapai tersebut akan memulai kembali penerbangan ke Teheran pada 17 April 2016.

Pekan lalu manajemen Air France mengeluarkan informasi yang meminta staf wanita untuk memakai celana panjang pada jalur tersebut dan mengenakan jilbab saat meninggalkan pesawat. Pejabat serikat pekerja mengatakan, sejumlah staf mengkhawatirkan keputusan itu dan meminta para pemimpin Air France untuk bertindak lebih lunak.

Setelah bertemu sejumlah serikat pekerja pada Senin (4/4) sore, direktur personalia Air France, Gilles Gateau, mengatakan kepada saluran Europe 1, pihaknya bersedia kompromi.

"Kami akan memberikan mereka klausul tidak ikut serta bagi siapapun pegawai perempuan yang terkena pengaruh jalur Paris-Teheran. Jika karena alasan pribadi, mereka tidak ingin memakai jilbab saat meninggalkan pesawat, mereka dapat ditugaskan ke tujuan lain,’’ ujarnya seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (5/4).

Gateau menambahkan, perusahaan telah mendengar dari sejumlah perempuan, baik pramugari atau pilot, yang mengaku jika mengikuti aturan ini akan menjadi masalah bagi mereka.

Baca juga, Lima Penerbangan Terbaik di Dunia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement