REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), pada Selasa (5/4) mempertahankan suku bunga utamanya di rekor terendah 2,0 persen, namun mengatakan berlanjutnya inflasi rendah akan memberikan ruang bagi pelonggaran lebih lanjut guna merangsang ekonomi.
Untuk pertemuan kesembilan berturut-turut BRA mempertahankan suku bunga acuannya, official cash rate, di level terendah dalam sejarah sejak Mei 2015. "Pada pertemuan hari ini, dewan menilai bahwa ada prospek-prospek yang wajar untuk pertumbuhan lanjutan dalam perekonomian, dengan inflasi mendekati target," kata Gubernur RBA Glenn Stevens dalam sebuah pernyataan.
"Oleh karena itu dewan memutuskan bahwa pengaturan kebijakan moneter saat ini masih tepat," kata Stevens menambahkan.
RBA, yang telah diperkirakan secara luas untuk mempertahankan suku bunganya, mengatakan pendekatan menunggu dan melihat akan memberikannya lebih banyak waktu untuk menilai apakah turbulensi keuangan baru-baru ini menandakan permintaan global dan domestik lebih lemah.