REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pertemuan tertutup Polri dengan Muhammadiyah terkait kasus Siyono Senin lalu, ada candaan yang menarik disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Sebagai putra ulama Muhammadiyah, Badrodin berharap kasus Siyono ini kemudian tidak menjadi ganjalan silaturahimnya kepada salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Ketua Muhammadiyah bidang Pendidikan, Muhajir Effendy mengatakan Kapolri Jendral Polisi Badrodin Haiti sempat berkelakar ringan dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di akhir pertemuan Senin lalu. Di akhir pertemuan itu, kata dia, Kapolri bahkan sempat menanyakan apaka ia masih dianggap bagian dari keluarga Muhammadiyah setelah kasus Siyono ini.
"Setelah kasus Siyono, saya masih bagian dari Muhamamdiyah kan?" kata Muhajir meniru perkataan Kapolri. PP Muhammadiyah pun menanggapi Kapolri tetap bagian dari Muhammadiyah.
Dengan candaan Kapolri ini, Muhajir ingin menggambarkan tidak ada ketegangan antara Polri dan Muhammadiyah terkait kasus Siyono. Semua berjalan baik, komunikasi tetap terbuka dan positif, bahkan Polri dan Muhammadiyah akan menjajaki kerja sama lebih jauh untuk advokasi kasus-kasus lain yang dianggap menjadi polemik antara masyarakatdan Densus 88.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti merupakan anak keempat dari 10 putra putri KH Achmad Haiti. Kiai Achmad Haiti merupakan ulama Muhammadiyah di Jember, Jawa Timur, yang dikenal sebagai tokoh perintis Muhammadiyah di Jember. Kini peran itu diwariskan putra keduanya Lukman Haiti yang juga kakak kandung Badrodi Haiti.