REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan siap menerima apa pun keputusan Presiden Joko Widodo jika memang reshuffle kabinet jadi dilakukan.
Ditemui saat melakukan kunjungan kerja ke Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Nahrawi mengaku hanyalah pembantu yang melaksanakan visi-misi Presiden.
Sedangkan, perombakan kabinet memang menjadi hak prerogatif Presiden, sebagai seorang kepala negara. Namun, sebagai seorang santri, ia sangat meyakini adagium Jawa, nek iyo mosok orao, nek ora mosok iyao (kalau iya masa tidak, kalau tidak masa iya).
"Jadi, silakan Anda tafsirkan sendiri apa maksud pernyataan saya tersebut," tegas Menpora, di sela menghadiri Sarasehan Nasional dan //soft launching// Kartanu yang dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Rabu (6/4).
Karena itu, menurut dia, sebagai seorang pembantu Presiden dan juga aktivis partai, ia mengaku siap memberi keleluasaan kepada Presiden untuk melakukan evaluasi terhadap para pembantunya.
Ketika disinggung tentang adanya anggapan peran dari partai politik lain di balik isu perombakan kabinet ini, Nahrawi melihat hal ini menjadi bagian dari dinamika yang adakalanya dilakukan dengan cara terbuka dan cara-cara halus.
"Tapi yakinlah, menteri dari PKB Insya Allah aman dan amanah," ucapnya.