Kamis 07 Apr 2016 09:22 WIB

Bibi Raja Spanyol Akui Miliki Perusahaan di Panama

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Raja Spanyol, Felipe VI
Foto: ABC News
Raja Spanyol, Felipe VI

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Seorang bibi dari Raja Spanyol Felipe VI mengaku memiliki sebuah perusahaan offshore seperti apa yang disebut dalam Panama Papers.  Namun,  menekankan dia selalu mematuhi undang-undang pajak negaranya.

Pilar de Borbon, kakak dari mantan raja Juan Carlos mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke kantor berita Europa Press, perusahaan tidak pernah memiliki pendapatan di luar kendali otoritas pajak. Dia juga tidak pernah melanggar kewajiban hukum pajak Spanyol.

Kebocoran besar Panama Papers menyatakan, de Borbon  memiliki sebuah perusahaan offshore saat Raja Felipe mencoba membersihkan citra monarki sejak naik tahta pada 2014 karena sebagian skandal korupsi para bangsawan.

Putri Cristina, adik Felipe saat ini sedang diadili atas tuduhan penggelapan pajak dalam kasus terkait urusan suaminya dengan sebuah yayasan.

Skandal Panama Papers meletus Ahad (3/4) ketika kelompok media menyebarkan 11,5 juta dokumen yang bocor dari Mossack Fonseca. Dokumen mengungkap keterlibatan pemimpin negara-negara di dunia.

Menurut harian Spanyol El Confidencial yang memiliki akses ke dokumen mengatakan, Pilar de Borbon selama bertahun-tahun memimpin perusahaan yang berbasis di Panama.

Perempuan berusia 79 tahun tersebut menjadi presiden perusahaan Delantera Financiera SA pada 1974, setahun sebelum Jun Carlos menerima tahta. De Borbon meninggalkan jabatan presiden perusahaan pada 1993, namun tetap terkait dengan perusahaan yang dibubarkan pada 24 Juni 2014, lima hari setelah keponakannya Felipe diproklamasikan menjadi raja.

De Borbon mengatakan perusahaan dibubarkan pada Juni 2014 karena tidak memiliki sumber daya yang cukup. Dia mengatakan, fakta dia tercatat sebagai kepala perusahaan bersama dengan almarhum suaminya dan kemudian salah satu anaknya mengungkapkan, bahwa tidak pernah ada keinginan dari pihaknya untuk menyembunyikan keberadaan atau partisipasi mereka di dalamnya.

Keluarganya, kata dia, menguasai perusahaan pada 1974 ketika suaminya Luis Gomez-Acebo, penasihat keuangan memutuskan untuk memperluas kegiatan profesionalnya di luar Spanyol. Tapi setelah suaminya menderita kanker pada 1984 perusahaan tidak mengembangkan proyek-proyek baru. Gomez-Acebo meninggal pada 1991.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement