REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasi Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia Wisnu Darjono mengatakan, dalam sebuah insiden kecelakaan seperti tabrakan pesawat antara Batik Air dengan TransNusa di Bandara Halim Perdanakusuma harus dilihat dari berbagai faktor. "Kejadian tabrakan itu bukan hanya single factor," ujarnya, Kamis (7/4).
Wisnu menambahkan, insiden tabrakan terjadi mungkin saja karena kesalahan pilot, airnav, pengemudi towing car, prosedur, dan lain-lain. Oleh sebab itu, pihaknya masih menunggu kepastian dari KNKT paling lama satu tahun. "Setelah ada rekomendasi baru dapat diketahui apa saja yang harus kita perbaiki," lanjutnya.
Untuk saat ini, sambungnya, pihaknya telah mengistirahatkan petugas controller karena mengalami shock atas kejadian itu. Dia mengataan saat ini tiga orang controller posisinya masih mengalami shock berat karena peristiwa ini cukup besar.
"Jadi kami memutuskan untuk sementara waktu mereka tidak bertugas melayani penerbangan. Ini bertujuan untuk memulihkan kondisinya," katanya menambahkan.
(Baca Juga: AP II Selidiki Senggolan Pesawat Batik Air dan Transnusa)