REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT KAI (Kereta Api Indonesia) akan menertibkan semua aset di lingkungan stasiun Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Ini dilakukan karena kurangnya para pedagang tertata dan tidak layak untuk wisata.
"Untuk itu direncanakan Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan akan dikembangkan menjadi stasiun bertaraf internasional," kata Kepala PT.KAI DAOP VI Hendi Helmi pada wartawan usai beraudiensi dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Gedung Wilis Kepatihan Yogyakarta, Kamis (7/4).
Menurut Hendi, di kedua stasiun tersebut akan dibangun hotel transit maupun fasilitas perkantoran komersial, ada restoran yang menyedikan menu yang cocok untuk orang asing, Di samping itu juga harus ada tempat untuk taksi, bus dan travel agent serta money changer.
Lebih lanjut dia mengungkapkan pintu masuk Stasiun Lempuyangan akan diubah menghadap ke rah utara (red. Kridosono), karena untuk pengembangan stasiun Lempuyangan lahannya lebih banyak yang di utara, Jadi,kata Hendi menambahkan, akan ada pembebasan gudang –gudang semen ke stasiun Kalasan . Namun masih mengalami kendala, terutama mengenai ijin pemindahan gudang.
"Pak Sultan menyampakan perijinan tersebut untuk segera diselesaikan, karena wiayah kota Yogyakarta harus bebas dari gudang yang mengganggu secara pemandangan kurang baik dan truk besar juga diharapkan tidak lagi masuk kota," tuturnya.
Menurut dia, untuk pembangunannya menunggu ijin karena pada prinsipnya akan memanfaatkan lahan Sultan. PT. KAI juga akan membangun tempat parir di sisi barat stasiun tugu. "Kami akan memaksimalkan lahan yang ada untuk tempat parkir yang mendukung penataan kawasan Malioboro," tuturnya.