REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Uji coba sistem satu arah seputar Kebun Raya Bogor yang terapkan Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat diprotes sejumlah sopir angkot. Mereka terkena dampak karena terjadi rebutan penumpang.
"Awalnya yang protes itu angkot 02 dan 06, mereka sweeping semua angkot yang masih beroperasi, lalu digebuk-gebukin angkotnya kalau tetap beroperasi," kata Encam, Ketua KKSU angkot 08 di Bogor, Kamis (7/4).
Aksi protes para sopir angkot dimulai dari angkot trayek 02 (Bubulak-Sukasari) dan 06 Ciheuleut, mereka mogok beroperasi dan melakukan aksi sweeping menurunkan penumpang dari angkot yang masih beraktivitas di Tugu Kujang. Imbas dari aksi tersebut, angkot trayek lainnya yang masih beroperasi terpaksa berhenti, karena khawatir ada aksi kekerasan yang terjadi.
Menurut Encam, aksi protes itu dilakukan karena sejak diujicobakan sistem satu arah, 13 trayek angkot terdampak pengalihan arus. Pengalihan arus tersebut terjadi titik penumpukan angkot yang melintasi rute yang sama yakni mengelilingi kebun raya sehingga terjadi perebutan penumpang.
"Hampir semua angkot harus berputar ke kebun raya karena sistem satu arah, seperti angkot 02 mereka mengambil penumpang di Pasar Bogor yang juga penumpang angkot 08,09 dan 06," katanya.
Selain itu, lanjut dia, karena saling rebutan penumpang, ada beberapa trayek angkot yang mengalami penurunan pendapatan karena tidak dapat penumpang. Penurunan mencapai 40 persen. "Sebenarnya SSA itu bagus, jalanan lancar. Tetapi, kami sopir tidak hanya butuh kelancaran, tetapi penumpang agar pendapatan kami tidak berkurang," katanya.
Aksi protes yang dilakukan sejumlah angkot tidak berlangsung lama, setelah itu para sopir bergerak ke Organda untuk melakukan mediasi terkait persoalan yang mereka hadapi. "Sore ini masih dilakukan pertemuan lagi antara perwakilan angkot, Organda, DLLAJ dan Kepolisian, kita akan carikan solusinya," kata wakil Sekretaris Organda, Yadi Indra Mulyadi.
Sementara itu, imbas dari aksi protes para sopir angkot berdampak pada masyarakat Kota Bogor yang tidak terlayani. Sejumlah warga dibuat kebingungan karena tidak bisa beraktivitas. Beberapa penumpang harus menunggu sampai setengah jam, seperti di Pakuan, Pasar Bogor, Otista, dan BTM. Warga bingung kenapa angkot tidak melintas seperti biasanya.
Mitha (22 tahun) mahasiswa di Universitas Pakuan, terlambat masuk kuliah, karena menunggu angkot 06 yang tidak kunjung datang hampir satu jam. "Infonya sopir angkot demo, jadi mereka mogok operasi. Padahal ada kuliah hari ini, saya jadi terlambat," katanya.
Kekecewaan juga disampaikan Mona, karyawan salah satu pusat perbelanjaan di wilayah Cibinong. Ia menunggu angkot 08 di Jalan Juanda, hampir setengah jam tidak datang.
"Saya harus masuk kantor karena ada rapat penting, tapi sudah satu jam saya terlambat berangkat kerja," katanya.