Jumat 08 Apr 2016 02:43 WIB

Paskhas TNI-AU akan Disiagakan Jaga Pulau Natuna

Prajurit detasemen Bravo Korpaskhas TNI AU melakukan simulasi pembebasan sandera saat upacara peringatan HUT Angkatan Udara ke 69 di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/4).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Prajurit detasemen Bravo Korpaskhas TNI AU melakukan simulasi pembebasan sandera saat upacara peringatan HUT Angkatan Udara ke 69 di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu mengatakan angkatan Udara Indonesia akan menempatkan empat regu pasukan khusus Angkatan Udara  yani Paskhas TNI-AU di Pulau Natuna Besar.  Selain itu, beberapa F.16 akan ditempatkan di Natuna seiring meningkatnya eskalasi konflik di Laut Cina Selatan.

Seperti ditulis International Bussines Times, Unit-unit ini akan dilengkapi dengan sistem pertahanan udara Oerlikon Skyshield, Sistem ini memiliki 35 mm meriam multirole yang dapat menembakkan 1.000 peluru per menit.

Media ini juga melaporkan bahwa pemerintah Indonesia akan mendanai akuisisi jarak menengah sistem pertahanan udara untuk pulau-pulau, meningkatkan fasilitas dan menempatkan delapan pesawat tempur di pangkalan udara Rinnai. Pesawat yang disiagakan kemungkinan Su-27, Su-30 atau F-16, termasuk skuadron udara tanpa awak.

"Natuna merupakan pintu, jika pintu tidak dijaga maka pencuri akan masuk. Ada semua ribut-ribut ini karena sampai saat ini belum dijaga. Ini adalah tentang rasa hormat dari negara. " ujar Ryamizard, Kamis (6/4).

Untuk pengadaan fasilitas dimaksud, diperlukan biaya sekitar 91 juta dolar AS. Jika permintaan dana disetujui militer dikabarkan akan menyelesaikan upgrade pada 2019.  

Ryamizard mengatakan bahwa pemerintah akan mengerahkan F-16 jet tempur sebagai bagian dari ekspansi militer di pulau-pulau yang akan memiliki landasan pacu direnovasi dan pelabuhan baru.

Wilayah Laut Cina Selatan telah lama diperdebatkan, dengan Brunei, Cina, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam meletakkan klaim ke berbagai daerah. Beijing telah memperluas kehadirannya di daerah dan secara konsisten membela tindakannya, mengatakan tidak memiliki niat untuk memulai konflik dan bahwa kehadiran militernya akan menjaga keamanan di wilayah tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement