Jumat 08 Apr 2016 10:19 WIB

Fidel Castro Muncul di Tempat Umum Pertama Kali

Rep: Melissa Riska Putri/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Kuba Fidel Castro menyambut Presiden AS Barack Obama dan istrinya dalam jamuan di istananya di Havana, Kuba, (22/3).
Foto: Reuters
Presiden Kuba Fidel Castro menyambut Presiden AS Barack Obama dan istrinya dalam jamuan di istananya di Havana, Kuba, (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Mantan Presiden Kuba Fidel Castro (89 tahun) membuat penampilan langka di luar rumahnya, Kamis (7/4). Dia mengunjungi sekolah untuk memperingati hari pahlawan revolusioner, setelah menulis kritik cemoohan terhadap kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama baru-baru ini.

Siaran televisi negara menayangkan gambar Castro dengan jenggot abu-abu duduk di kursi dan berbincang dengan siswa dan guru di sekolah. Mereka membicarakan Vilma Espin, adik ipar Fidel yang meninggal pada 2007 dalam usia 77 tahun.

"Saya yakin pada hari seperti ini, Vilma akan senang," kata pemimpin revolusi Kuba 1959 itu.

Espin meninggalkan kehidupan nyaman untuk berjuang bersama Castro melawan pemerintah AS yang mendukung Fulgencio Batista. Espin kemudian menikah dengan Raul, presiden Kuba saat ini.

"Semua orang yang meninggal saat berjuang untuk revolusi menyerahkan energi mereka, mereka meninggalkan usaha dan perjuangan mereka," ujar pria berjaket oleharaga putih dengan suara serak.

Castro yang akan merayakan ulang tahun ke-90 pada Agustus nanti menyerahkan kekuasan kepada adiknya pada 2008 setelah menderita penyakit serius. Penampilannya ini terjadi sepekan setelah menulis sebuah editorial pedas tentang kunjungan bersejarah Obama ke Kua.

Castro tidak menemui Obama, meski dia sering muncul dalam foto-foto pertemuan pejabat asing di rumahnya. Televisi negara terakhir menunjukkan Castro mengunjungi pekerja Departemen Pertahanan publik pada Juli.

Pekan depan, Partai Komunis Kuba yang Castro dirikan dan pimpin sampai delapan tahun lalu dijadwalkan mengadakan kongres. Kongres dilakukan untuk menentukan arah ekonomi negara dan menopang kekuatan politik pada pemimpinnya.

Kuba sangan ingin mengetahui apakah kongres akan memberikan petunjuk siapa yang akan memimpin partai politik setelah Raul Castro pensiun. Raul dikabarkan meninggalkan kursi kepresidenan pada 2018, dikutip Reuters.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement