REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Provinsi Gorontalo menghimbau pengunjung di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango tidak menyentuh hiu paus saat berinteraksi dengan hewan di kawasan tersebut. "Hiu Paus memang hiu yang paling ramah dan jinak. Tapi kalau manusia berinteraksi berlebihan hiu ini bisa stress. Kalau ingin hiu paus tetap ada, maka kami minta pengunjung juga berperilaku yang tepat," kata Wakil Ketua POSSI, Wawan Iko di Gorontalo, Jumat (8/4).
Menurut dia, interaksi yang berlebihan dan sering akan bisa mengusir hiu paus ini dengan perlahan. Sehingga masyarakat tidak bisa lagi mengambil manfaat ekonomi dari kehadiran hiu.
Ia juga berharap para penyelam dan pengunjung yang snorkeling, menjaga jarak dengan tempat dimana hiu paus makan. "Hiu paus biasanya akan mendekati penyelam karena melihat gelembung dari tabung scuba, sehingga penting untuk menjaga jarak agar hiu tidak terganggu," jelasnya.
Selain itu, jumlah pengunjung yang turun langsung dari bibir pantai maupun menggunakan perahu sebaiknya dibatasi dan menyesuaikan dengan waktu makan hiu. "Jika diberi makan sepanjang hari, saya khawatir pola makan hiu ini tidak akan alami lagi," imbuhnya.
Seminggu terakhir, Botubarani mendadak menjadi obyek wisata hiu paus. Pengunjung mulai memadati wilayah pantai Botubarani karena adanya kawanan hiu paus tak jauh dari perkampungan warga.
Keberadaan hiu ini sudah lama diketahui dan muncul setiap warga menebar limbah udang dari perusahaan pengepakan udang di lokasi itu. Pengunjung yang datang ingin melihat lebih dekat hiu dengan menyelam, snorkeling dan memberi makan melalui perahu nelayan setempat.