REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution mengatakan kemungkinan pihaknya akan menerima hasil autopsi terhadap jenazah terduga teroris Siyono, pada Senin (11/4) pekan depan.
"Jadi autopsi dilakukan bersama antara Tim Forensik yang kita minta Komnas HAM, karena kita tidak memilikinya kita minta ke Muhamadiyah. Kemudian bersama dengan Tim Forensik Polda Jawa Tengah," katanya, Jumat (8/4).
Ia mengatakan, autopsi dilakukan karena permintaan dari keluarga terduga teroris Klaten, Siyono (34) yang meninggal di tangan Detasemen Khusus Antiteror 88 (Densus 88). Hal tersebut agar dapat membuka penyebab kematian Siyono karena apa.
"Tentu yang bisa menjawab itu adalah kedokteran," ujarnya.
Sementara untuk dokter forensik yang melakukan autopsi berasal dari Universitas Dipenogoro, Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Jogjakarta, Universitas Sebelas Maret (UNS), serta Tim Forensik Polda Jawa Tengah.
"Dari situ kita akan membuat rekomendasi. Nantikan kita belum tahu hasil autopsinya apa. Kemudian setelah tahu, kita buat rekomendasi, kemungkinan hari Senin kita sudah tahu hasil autopsinya apa. Seperti sebab kematiannya apa, dan seterusnya," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Siyono, terduga teroris asal Klaten meninggal dunia usai di tangkap oleh tim Densus 88 Antiteror. Diduga Siyono tewas karena mendapat tindak kekerasan.
Autopsi jenazah Siyono dilakukan pada Ahad (3/4) pagi, di TPU Desa Pogung, Klaten, Jawa Tengah. Saat itu sebanyak sembilan dokter forensik diminta bantuan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang menjadi kuasa hukum istri Siyono, Suratmi.