REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perhubungan Dan Transportasi (Dishubtrans) DKI terus mencari solusi untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota. Ini sebagai alternatif penghapusan sistem 3 in 1 di sejumlah jalan protokol.
"Sistem 3 in 1 itu sudah tidak mungkin kita terapkan lagi. Ada atau tidak ada sistem macet tetap ada," kata Kadishubtrans DKI Andri Yansyah di Jakarta, Jumat (8/4).
Andri mengatakan sebagai ganti sistem 3 in 1, dishub akan menerapkan sistem pengaihan arus lalu lintas. Dia mengaku, akan meminta Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) untuk menjalankan simulasi lalu lintas dan menyiapkan solusi di simpul-simpul kemacetan.
"Itu akan kita berlakukan sebelum masuk kawasan dan setelah masuk kawasan karena sudah terlanjut terjebak," katanya.
Alternatif tersebut diberlakukan untuk kendaraan yang akan mengarah ke utara dari selatan. Pengendara akan siarahkan melalui Jalan Panglima Polim menuju Asia Afrika ke jalan Cideng Barat/Timut ke arah Abdul Muis dan seterusnya.
Sementara kendaraan dari arah Utara ke Selatan melalui jalan Gajah Mada/Harmoni menuju H. Juanda dan Medan Merdeka Utara dan terus menuju Tugu Tani. Lalu lintas dilanjutkan menuju Menteng Raya menuju Rasuna Said ke Gatot Subroto dan seterusnya.
Sedangkan dari kendaraan dari Timur ke Barat akan melalui Gatot Subroto ke Rasuna Said ke Pejompongan menuju S. Parman/Slipi. Dari arah sebaliknya, akan melalui Gatot Subroto ke penjernihan menuju Rasuna Said terus ke Kapten Tendean dan seterusnya.
Bagi kendaraan yang sudah masuk kawasan bekas 3in1 dari arah selatan ke utara akan melalui Simpang Sudirman akan diarahkan melalui Jalan Asia Afrika menuju Pejompongan ke Penjernihan ke Abdul Muis dan seterusnya.
Kawasan bekas 3 in 1 di simpang Sudirman-Bendungan Hilir bisa melalui Pejompongan ke Penjernihan menuju Cideng Barat/Timur ke arah Abdul Muis dan seterusnya.